Bagaimana Kisah #suksesmu?
Selalu ada jalan untuk memberikan pengabdian kepada masyarakat. Hal itu yang dilakukan Suyadi. Selain aktif sebagai anggotal Satpol PP yang tugas utamanya adalah melakukan ketertiban umum dan memberikan rasa aman kepada masyarakat, Suyadi juga banyak berperan di bidang pelestarian budaya Jawa.
Mengawali karir sebagai tenaga honorer di kecamatan Mojosongo pada 2004, Suyadi kemudian dipercaya menjadi PNS pada 2009 dan mendapat penempatan di Satpol PP. Amanah itu dia jalankan dengan baik dan penuh tanggung jawab. Bahkan kini berencana akan melanjutkan pendidikannya guna meningkatkan kompetensi tugas dan dalam rangka menyukseskan visi misi Bupati Boyolali.
Sembari bertugas, pria asli Boyolali yang lahir 19 Februari 1974 itu tetap menekuni hobi lamanya di bidang kesenian dan kebudayaan. Tepatnya ketoprak. Suyadi mulai serius bermain ketoprak sejak bergabung dalam Paguyuban Seni Ketoprak Kridho Budoyo pada 2002.
Ada kebahagiaan dan kesenangan tersendiri yang dirasakan ayah tiga orang anak itu kala berakting di atas panggung. Berbagai peran pernah dia bawakan. Mulai peran pembantu hingga peran utama. Seperti peran Wiratmoyo pada lakon Mustiko Tuban, peran Warok Suromenggolo dalam lakon Suminten Edan, dan lain sebagainya.
Aktif di dunia ketoprak secara langsung membentuk pribadi Suyadi menjadi lebih kreatif dan semakin cinta pada budaya luhur daerah. Termasuk Bahasa Jawa kromo inggil. Bahkan, karena kemampuan berbahasanya yang baik dan benar itulah, dirinya sering diminta tampil sebagai Pambiworo atau protokol pada acara pernikahan adat Jawa.
Tak hanya ketoprak, pria yang termasuk tokoh dalam program Retrospection of Success yang diinisiasi Wismilak Diplomat itu juga menggeluti dunia reog. Di tahun 2011, Suyadi resmi mendirikan paguyuban seni reog yang dia beri nama Kudho Prakoso.
Berkat latihan keras dan kecintaan yang tulus pada seni reog, paguyuban itu sarat prestasi. Selang setahun dibentuk, mereka berhasil menyabet juara satu dalam ajang Festival Tari Rakyat se-Kabupaten Boyolali.
Di tahun 2017, mereka kembali menjadi juara satu, kali ini bidang tari klasik dalam rangka Hari Bhayangkara. ”Waktu itu kami berhasil memboyong piala Kapolres Boyolali,” jelasnya bangga.
Selain memang cinta pada kesenian, ada satu misi khusus yang dibawa Suyadi saat menekuni reog. Dia ingin agar remaja Boyolali mendapat saluran kegiatan positif di masa muda mereka. ”Karena memang mayoritas pemain kita itu anak remaja. Dari pada mereka ikut trek-trekan motor, pakai narkoba, dan melakukan perbuatan terlarang lain, mending kita wadahi yang positif,” kata suami Sri Haryati itu.
Ketika disinggung tentang arti kesuksesan, dengan mantap Suyadi menjawab, ”Ketika saya bisa menjadi pribadi yang berguna di segala tempat, waktu, dan kesempatan.” Kalau kamu, apa arti #suksesmu?