Bagaimana Kisah #suksesmu?
Kesuksesan tidak diraih dengan santai ataupun berpangku tangan. Ada darah, tangis, dan rintihan doa yang menyertainya. Tapi percayalah, kalau dijalani dengan ikhlas, tangisan dan doa tadi akan mengkristal menjadi air mata kebahagiaan.
Prinsip hidup itulah yang dipegang teguh oleh Tasyakur AS. Pemuka agama, pengurus GP Ansor, sekaligus tokoh pertanian Pekalongan. Penuh dedikasi dia kerap turun mengajak anak muda agar mau kembali ke ladang pertanian. Tak hanya itu, pria yang akrab disapa Gus Syakur melakukan pendampingan dan edukasi tentang proses pertanian yang baik dan benar.
”Daripada anak muda itu menganggur ketika merantau ke kota besar. Lebih baik mereka hidupkan daerahnya masing-masing,” katanya.
Ajakan itu bermula dari kisah hidup Gus Syakur sendiri yang sempat merasa bingung usai menyelesaikan pendidikannya di Pondok Pesantren Wali Songo Sragen. ”Saya tidak tahu harus ngapain. Teman-teman sebaya sudah sukses semua. Mau menikah kok ya bingung nanti kasih makan apa kepada keluarga,” katanya mengenang.
Di tengah situasi itulah dia bertemu dengan seorang kawan yang memberikan masukan agar Gus Syakur kembali menggarap lahan pertanian. Bahkan, kawan itu pula yang bersedia meminjamkan uang senilai RP 4 juta agar Syakur bisa menyewa lahan.
“Alasan kenapa selama ini kita tidak sukses adalah karena kita lebih memperhatikan gengsi. Padahal, kawan saya itu seorang lulusan S2 tapi masih mau nyangkul di sawah. Itu benar-benar menginspirasi,” kata dia.
Berbekal dana pinjaman, Gus Syakur bisa meraih sukses. Bahkan kini dia sudah menggarap lahan seluas 3,5 hektar. Lahan itu ada yang dia sewa, namun ada pula yang sudah menjadi hak miliknya. ”Yang saya tanam fokus pada padi berbasis organik. Lebih sehat dan tidak ketergantungan pada bahan kimia yang impor,” jelas dia.
Selain pertanian, Gus Syakur juga mulai merambah bidang peternakan, yakni lele dan burung puyuh. Hasil dari semua usahanya selain untuk menyejahterakan keluarga juga menggerakkan perekonomian masyarakat sekitar dengan memberikan pekerjaan.
”Dan, yang terpenting, saya bisa menghajikan kedua orang tua tahun ini. Karena bagi saya, ayah adalah mentor dan ibu lewat doanya adalah pembuka jalan kesuksesan,” ujar pria yang termasuk tokoh dalam program Retrospection of Success yang diinisiasi Wismilak Diplomat.
Gus Syakur telah membuktikan, dengan mengesampingkan ego dan mau terus belajar, dia bisa meraih kesuksesan. Lantas, bagaimana kisah #suksesmu?