Bila mendengar nama grup band legendaris The Beatles, maka kita akan diingatkan dengan lagu-lagunya yang mungkin sudah akrab di telinga, seperti Hey Jude, Yesterday, Let it Be, dan masih banyak lagi. Namun, belum banyak yang menyadari bahwa The Beatles juga mengajarkan kita menggapai kesuksesan dalam membangun brand atau bisnis.
Sebelum namanya dikenal luas, The Beatles tak ubahnya seperti band lain yang harus mengikuti audisi demi audisi untuk mendapatkan kontrak perusahaan rekaman atau label. Dengan berada di bawah naungan sebuah label, maka grup band memiliki fasilitas yang memadai untuk mengembangkan karir musiknya.
Salah satu audisi besar yang pernah dilakoni The Beatles ialah dengan perusahaan rekaman Decca Records. Kita semua tahu setiap personel The Beatles memiliki talenta bermusik yang hebat. Namun, sayangnya audisi tersebut gagal total yang membawa band asal Liverpool ini berada di kondisi terburuknya.
Bahkan, sejumlah sumber menyebutkan kegagalan tersebut nyaris membuat The Beatles bubar. Untung saja hal itu tak terjadi. Sebaliknya, The Beatles berhasil menjadi band legendaris hingga saat ini. Lantas, apa yang sebenarnya terjadi dan bagaimana The Beatles melewati masa-masa tersebut?
Siapa sangka pula, sebagai seorang pengusaha, Sobat bisa mengambil pelajaran berharga dari perjalanan karir musik The Beatles?
1. Paham betul produk yang kita miliki
Pelajaran pertama yang bisa dipetik dari kasus kegagalan audisi The Beatles dengan Decca Records ialah pentingnya memahami produk yang dimiliki. Dalam hal ini berarti jenis musik yang dimainkan.
Lagu-lagu yang The Beatles mainkan pada saat audisi merupakan pilihan manajer Brian Epstein. Celakanya, sepuluh dari tiga belas lagu yang dipilih aslinya berasal dari musisi Amerika.
Pada awalnya sang manajer berniat menunjukkan talenta The Beatles yang bisa memainkan segala jenis lagu, termasuk lagu Amerika. Namun dengan logat British yang kental, penampilan mereka dinilai sangat buruk.
Sebagai seseorang yang sedang merintis sebuah usaha, Sobat bisa memetik pelajaran bahwa masukan dari seseorang memang dibutuhkan. Apalagi, orang tersebut merupakan ahli di bidangnya. Namun, kita juga mesti tahu kapan waktunya untuk mengambil masukan tersebut atau menolaknya.
2. Mengenal khalayak
Pada masa-masa awal The Beatles merintis karir bermusik, belum banyak grup band yang hampir semua personelnya bernyanyi dalam satu penampilan. Di mata label, yang dalam hal ini posisinya mirip dengan investor, format penampilan The Beatles dinilai tak sesuai selera pasar.
Nah, hal ini tak ubahnya ketika kita tengah membesarkan bisnis. Kita perlu mengetahui target market karena tak semua orang merupakan calon pembeli potensial. Maka, gali informasi sedalam-dalamnya untuk mengetahui tarket market yang tepat.
Teorinya, tahap ini bisa dilakukan dengan cara wawancara, survei, kuesioner, atau focus group discussion. Informasi yang digali seputar faktor-faktor penentu pembelian, kelebihan atau kekurangan produk yang kini digunakan, hingga rentang harga yang dirasa pantas untuk sebuah produk.
Riset pasar bisa memberi kamu gambaran produk semacam apa yang kelak mendatangkan keuntungan. Juga untuk memastikan produk yang sudah ada bisa memenuhi kebutuhan atau keinginan konsumen.
3. Memiliki tim yang kuat
Salah satu ciri khas musikal yang melekat di telinga para penggemar The Beatles hingga sekarang ialah permainan drum Ringo Starr. Kombinasi tabuhan drumnya terdengar kreatif dan seimbang sehingga menjadikan musik The Beatles kian menarik.
Sayangnya, Ringo belum bergabung dengan The Beatles ketika grup band ini menjalani audisi dengan Decca Records. Posisi drummer masih diisi Pete Best. Bukan berarti Best buruk dalam menjalankan perannya, hanya saja gaya bermainnya cenderung standar.
Komposisi personel yang tak optimal ini mungkin juga dirasakan oleh Sobat yang sedang membangun usaha. Sarannya, pilih hanya orang-orang terbaik untuk berada di tim inti.
4. Bersabar untuk waktu yang tepat
Beberapa tahun berselang setelah kegagalan audisi dengan Decca Records, Paul McCartney mengeluarkan pernyataan yang intinya mengakui bahwa The Beatles pada saat itu belum sempurna dalam hal penampilan.
Mampu mengenali kekurangan dan kekuatan merupakan salah satu kunci untuk berkembang. Hal tersebut pun sudah sepatutnya diiringi kemampuan segera membenahi diri karena waktu terus berjalan.
Dalam kasus The Beatles, mereka “dihantui” pemikiran mulai menurunnya popularitas jenis musik yang mereka mainkan. Jika tak segera hadir dengan membawa suguhan yang segar, bisa-bisa tak ada kesempatan.
Kemampuan seperti ini juga sudah sepatutnya ada dalam diri Sobat, apalagi yang baru memulai bisnisnya. Upaya dalam membangun usaha memang tak bisa instan. Namun, semua orang pasti bisa melakukannya asalkan mau berusaha dan yakin. Sekarang Sobat siap meraih suksesmu sendiri?
Image source: https://medium.com/cuepoint/i-didn-t-grow-up-on-the-beatles-8dbd388e69e2